PENINGKATAN
KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI TUTOR SEBAYA
BAGI
SISWA KELAS VII SMP N 3 COLOMADU
TAHUN
2012/2013
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Kemandirian
merupakan keadaan seseorang yang ingin melakukan segala aktivitas dan kegiatannya
oleh dirinya sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Kemandirian yang akan
dalam penelitian ini adalah kemandirian dan hasil belajar matematika seorang
siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri ( SMP N ) 3 Colomadu.
Kemandirian
siswa dalam penelitian ini bukan berarti siswa belajar sendiri, melainkan siswa
dapat menyelesaikan masalah serta tanggungjawab agar hasil yang di peroleh
maksimal sesuai dengan yang di harapkan.Apabila kemandirian siswa tersebut baik
insya ALLAH hasil belajar pasti baik.
Belajar
matematika di tuntut ketelitian, kesabaran, dan ketekunan dalam memahami suatu
konsep maupun menyelesaikan suatu permasalahan. Ketelitian, kesabaran, dan
ketekunan merupakan potensi diri yang ada pada setiap siswa. Potensi itulah
yang akan membentuk kemandirian siswa, sehingga siswa memiliki berbagai macam
kemandirian.
Siswa
di harapkan tidak bergantung kepada siswa yang lain dalam menyelesaikan
permasalahan matematika. Siswa harus berusaha dalam menemukan pemecahan masalah
dari masalah yang di berikan tanpa meminta bantuan dengan siswa yang lain.Siswa
di harapkan mampu berfikir secara aktif, kreatif,dan inovatif serta memiliki
inisiatif dalam memecahkan masalah.
Pada
pembelajaran matematika di kelas VII SMP N 3 Colomadu di temukan keanekaragaman
permasalahan sebagai berikut.
a) Kemandirian
siswa dalam pembelajaran matematika beranekaragam
b) Siswa
jarang mengajukan pertanyaan mengenai materi yang di sampaikan
c) Keraguan
siswa dalam memecahkan permasalahan, karena siswa tidak percaya akan kemampuan
mereka sendiri.
Selain
permasalahan di atas , masalah lain dalam pembelajaran matematika adalah faktor
guru dan materi ajar. Dalam pembelajaran peran guru sangat penting dalam
mengendalikan,mengontrol,dan membimbing siswa. Seorang guru memberikan
pembelajaran secara klasikal dan monoton menjadikan siswa merasa malas dalam
mengikuti pembelajaran, sedangkan permasalahan dalam materi ajar seperti
pemberian soal yang kurang bervariatif.
Untuk
mengatasi permasalahan di atas agar tidak berkelanjutan maka di perlukan formula
pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemandirian dan hasil
belajar matematika pada siswa. Para guru juga harus merencanakan, menyusun, dan
memberikan pembelajaran yang bervariatif seperti pembelajaran dengan strategi
kooperatif tutor sebaya.
Tutor
sebaya adalah suatu model pendekatan bimbingan di mana satu anak ( tenaga ahli
) mengarahkan anak yang lain ( orang baru ataupun kurang ahli ) dalam suatu
materi tertentu.Tutor sebaya terjadi ketika tenaga ahli ( tutor ) dan orang
baru ( tutee ) memiliki kesamaan atau kesetaraan usia( Damon dan
Phelp.Kalkowsky,2004:1)
Untuk
dapat melaksanakaan pembelajaran menggunakan strategi kooperatif tutor sebaya
maka peneliti bekerjasama dengan guru matematika kelas VII SMP N 3 Colomadu
untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).
Proses
PTK ini memberikan kesempatan pada peneliti dan guru untuk mengetahui
permasalahan dalam pembelajaran matematika sehingga dapat di kaji dan di
tuntaskan.Dengan demikian proses pembelajaran strategi kooperatif tutor sebaya
di harapkan mampu meningkatkan kemandirian dan hasil belajar matematika .
2. Rumusan Masalah
1. Adakah
peningkatan kemandirian belajar setelah di lakukan pembelajaran kooperatif
tutor sebaya bagi siswa SMP N 3 Colomadu ?
2. Adakah
peningkatan hasil belajar matematika setelah di lakukan pembelajaran kooperatif
tutor sebaya bagi siswa SMP N 3 Colomadu ?
3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan
Umum
Untuk meningkatan kemandirian dan hasil
belajar matematika.
2. Tujuan
Khusus
a. Untuk
meningkatkan kemandirian dalam belajar matematika melalui pembelajaran
kooperatif tutor sebaya. Kemandirian dalam belajar matematika diamati dari
indikator a. Mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab, b. Mampu mengatasi,
c. Percaya pada kemampuan diri sendiri, dan d.
mampu mengatur dirinya sendiri.
b. Untuk
meningkatkan hasil belajar matematika setelah di lakukan pembelajaran
kooperatif tutor sebaya. Hasil belajar matematika diukur dari ulangan harian
setelah siswa mempelajari satu KD dan dikatakan tuntas apabila skornya lebih
dari atau sama dengan KKM.
4. Manfaat Penelitian
Sebagai
penelitian tindakan kelas, peneliti memberikan manfaat konseptual terhadap
pembelajaran matematika dan peningkatan kemandirian siswa
a. Manfaat
teoritis
Secara
umum, hasil penelitian ini di harapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada
pembelajaran matematika, terutama pada peningkatan kemandirian dan hasil
belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tutor sebaya.
Secara
khusus, penelitian ini di harapkan dapat memberikan konstribusi kepada strategi
pembelajaran di sekolah serta mempu
mengoptimalkan kemandirian belajar siswa.
b. Manfaat praktis
a. Bagi
siswa penelitian ini di harapkan berguna untuk meningkatkan kemandirian dan
hasil belajar matematika siswa.
b. Bagi
guru penelitian ini di harapkan sebagai salah satu pengajaran yang inovatif dan
kreatif melalui pembelajaran kooperatif tutor sebaya.
c. Bagi
sekolah penelitian ini untuk
menerapkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar siswa.
B.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
1.
Pembahasan Teori
a.
Kemandirian dan Hasil Belajar Matematika
1)
Hakikat
Matematika
Menurut Hudoyo (2003:24) matematika
merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena itu matematika
sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan
IPTEK. Namun matematika yang ada pada hakikatnya merupakan suatu ilmu yang cara
bernalarnya deduktif, formal dan abstrak, harus diberikan kepada anak-anak
sejak SD yang cara berfikirnya masih pada tahap operasi konkret. Oleh karena
itu kita perlu berhati-hati dalam menanamkan konsep-konsep matematika tersebut.
Berdasarkan
pendapat diatas hakikat matematika dalam penelitian ini merupakan ilmu yang sangat bermanfaat pada
kehidupan sehari-hari dan berperan dalam perkembangan IPTEK.
2) Hakikat Belajar
M. Sobry Sutikno dalam bukunya menuju pendidikan bermutu (2004)mengartikan belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
yang baru sebagai hasil penglamannya sendiri dalam interkasi dengan
lingkungannya. Sedangkan syah (2003: 68) mengemukakan
bahwa belajar adalah suatu tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif
menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang
melibatkan proses kognitif.
Berdasarkan pendapat diatas hakikat belajar
dalam penelitian ini usaha
yang dilakukan individu untuk mengadakan perubahan dalam dirinya baik sikap dan
tingkah laku sebagai akibat dari interaksinya dengan lingkungan.
3)
Kemandirian
Kemandirian merupakan salah satu
aspek kepribadian yang sangat penting bagi individu. Seseorang dalam menjalani
kehidupan ini tidak pernah lepas dari cobaan dan tantangan. Individu yang
memiliki kemandirian tinggi relatif mampu menghadapi segala permasalahan karena
individu yang mandiri tidak tergantung pada orang lain.
Dalam bukunya Prasasti (2004: 2) mengemukakan bahwa
kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas seharihari
atau dengan sedikit bimbingan sesuai dengan tahapan perkembangan dan
kapasitasnya.
Kemandirian dalam belajar dapat diartikan sebagai
kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai
sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan dibangun dengan bekal
pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki (Mudjiman, Haris 2002 : 7).
Berdasarkan
pendapat diatas kemandirian belajar dalam
penelitian ini merupakan kemampuan
siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang bertumpu pada aktivitas dan
tanggung jawab siswa dengan didorong oleh motivasi dirinya sendiri.
Kemandirian yang harus di miliki siswa adalah mampu
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab, mampu mengatasi masalah, percaya pada
kemampuan diri sendiri, dan mampu
mengatur dirinya sendiri.
4)
Hasil Belajar
Hasil
belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti proses
belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh dari
suatu aktivitas, sedangkan belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan
perubahan pada individu, yakni perubahan tingkah laku, baik aspek
pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya.
Sudjana (2003:3)
menyatakan bahwa: ”Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu”. Perubahan yang terjadi dalam proses
belajar adalah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan
disadari atau dengan kata lain bukan karena kebetulan.tingkat pencapaian hasil
belajar oleh siswa disebut hasil belajar.”
Muhibbin (2004: 11) menjelaskan bahwa “prestasi belajar
merupakan taraf keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di
sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi pelajaran tertentu.”
Berdasarkan
pendapat diatas hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah tingkat
keberhasilan dalam menguasai bidang studi matematika setelah memperoleh
pengalaman atau proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu yang
akan diperlihatkan melalui skor yang diperoleh dalam tes hasil belajar.
b.
Strategi Tutor Sebaya
1)
Hakikat Pembelajaran
Sagala (
2006: 61 ) pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah ,mengajar dilakukan
oleh guru sebagai pendidik , sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik
atau murid.
Berdasarkan
pendapat diatas hakikat pembelajaran dalam penelitian ini adalah proses komunikasi antara guru dengan siswa
melalui interaksi belajar mengajar sehingga
terjadi perubahan sikap dan pola pikir siswa.
2)
Konsep Strategi Tutor Sebaya
Menurut Amin Suyitno, (2004:34)
maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
a) Pilih materi yang
memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi
pengajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi).
b) Bagilah para siswa
menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang
akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan
bertindak sebagai tutor sebaya.
c) Masing-masing kelompok
diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok dibantu oleh siswa
yang pandai sebagai tutor sebaya.
d) Setiap kelompok melalui
wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru
bertindak sebagai narasumber utama.
e)
Setelah semua kelompok menyampaikan
tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan
klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
Strategi
Kooperatif Tutor Sebaya juga mempunyai kelebihan , antara lain .
1.
Tutor Sebaya akan merasa bangga atas
perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa
yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan
kepadanya.
2.
Ketika mereka belajar dengan “Tutor
Sebaya”, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk
mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang
bermakna.
3.
Penjelasan Tutor Sebaya kepada temannya lebih
memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Peserta didik melihat masalah dengan
cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang
lebih akrab.
c.
Penerapan Strategi Kooperatif Tutor
Sebaya pada Pembelajaran
Matematika Materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat
Langkah – langkah
strategi kooperatif tutor sebaya pada materi Operasi Hitung Campuran Bilangan
Bulat, yaitu :
1)
Siswa secara berkelompok membahas konsep
materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat
a)
Pengertian Operasi Hitung Campuran :
Operasi Hitung (penjumlahan,pengurangan,perkalian dan pembagian ) yang mengerjakannya harus
memerhatikan tanda operasi hitung dan tanda kurung.
b)
Aturan dalam Operasi Hitung Campuran
1 . Operasi dalam tanda kurung dikerjakan
terlebih dahulu.
2.
Perkalian dan pembagian
adalah setara, yang ditemui terlebih dahulu dikerjakan terlebih
dahulu.
3.
Penjumlahan dan pengurangan
adalah setara, yang ditemui terlebih dahulu dikerjakan terlebih dahulu.
4.
Perkalian atau pembagian
dikerjakan lebih dahulu daripada penjumlahan atau pengurangan.
c)
Penyelesaian Operasi Hitung
Campuran Bilangan Bulat :
Contoh : Tentukan Hasil dari operasi hitung campuran berikut
1.
23 – (( 20 + 30 ) x (10 : 2
) ) =
2.
2 x ( - 5 ) : 5 =
3.
( – 7 ) – 5 + 15 =
4.
( - 3 ) x 4 + 2 – 5 : 5 =
Jawab :
1.
Pada soal nomor satu kita
menggunakan aturan (Operasi dalam tanda kurung dikerjakan terlebih dahulu )
23 – ( 50 x
5 ) = 23 – 250
= - 227
2.
Pada soal nomor dua kita
menggunakan aturan (Perkalian dan pembagian adalah setara, yang ditemui terlebih dahulu dikerjakan terlebih dahulu
)
2 x ( - 1 )
= - 2
3.
Pada soal nomor tiga kita
menggunakan aturan (Penjumlahan dan pengurangan adalah setara, yang ditemui
terlebih dahulu dikerjakan terlebih dahulu )
-
12 + 15 = 3
4.
Pada soal nomor empat kita
menggunakan aturan ( Perkalian atau
pembagian dikerjakan lebih dahulu daripada penjumlahan atau pengurangan )
-
12 + 2 – 1 = - 11
Jadi dalam
menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat campuran yaitu harus memperhatikan
aturan tersebut.
2)
Masing-masing kelompok diberi tugas
mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai
sebagai tutorsebaya.
3)
Setiap kelompok melalui wakilnya
menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru
bertindak sebagai narasumber utama.
4)
Setelah semua kelompok menyampaikan
tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan
klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
2. Hasil Penelitian
yang Relevan
Warwick
Evans, Jean Flower , 2001, dalam jurnal internasional ini memberikan
kesimpulan bahwa penggunaan strategi tutor sebaya memberikan variansi yang
menarik , membantu mengkomunikasi antarkelompok dalam pembelajaran matematika
kalkulus sehingga dapat berjalan dengan
baik dan hasil untuk semua anggota kelompok bertanggungjawab dan kerjasama
dalam memecahkan permasalahan yang diberikan.
James Broad and Selby College, 2006 dalam
jurnal internasional ini memberikan kesimpulan bahawa penggunaan tutor dapat
mengembangkan kemampuan belajar secara mandiri, sehingga siswa yang memiliki
kemandirian menjadikan dirinya bertanggungjawab kelak akan permasalahan yang
akan dihadapinya nanti.
Chick, H. L. & Vincent, 2005 dalam jurnal
internasional ini menjelaskan bahwa penerapan MPS dapat mendorong
minat,apresiasi sehingga dapat meningkatkna kepercayaan motivasi dan kemandirian siswa melalui instruksi kognitif
dan metakognitif.
3 . Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teori dan kajian terhadap penelitian
terdahulu yang telah diuraikan diatas dapat disusun kerangka berfikir untuk memperoleh
jawaban sementara terhadap masalah yang timbul. Maka peneliti akan mengamati
kemandirian dan hasil belajar siswa pada setiap tindakan pengajaran yang
dilakukan di dalam kelas.
Pada
kondisi awal siswa kelas VII SMP Negeri 3 Colomadu mempunyai kemandirian dan
hasil belajar matematika yang rendah. Hal ini di karenakan guru masih kurang optimal dalam memanfaatkan
strategi pembelajaran . Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan kemandirian dan
hasil belajar matematika.
Salah
satu pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar
dalam proses pembelajaran matematika adalah strategi kooperatif tutor sebaya.
Prosedur strategi kooperatif tutor sebaya adalah 1) Pilih materi yang
memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi
pengajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi). 2) Bagilah para siswa
menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang
akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan
bertindak sebagaitutorsebaya. 3) Masing-masing kelompok diberi tugas
mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai
sebagai tutorsebaya. 4) Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub
materi sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai
narasumber utama. 5) Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan
sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada
pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
Kondisi
akhir yang di harapkan dengan penggunaan strategi kooperatif tutor sebaya dalam
proses belajar mengajar adalah dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar
matematika, sehingga siswa akan memenuhi dan mencapai prestasi belajar yang
memuaskan.
Berdasarkan
uraian di atas, kerangka berpikir penelitian ini di ilustrasikan pada gambar
2.1
KOSONG GAMBARNYA :D
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
4 .Hipotesis Tindakan
Berdasarkan hasil penelitian yang
relevan dan kerangka pemikiran tersebut di atas maka dapat di rumuskan
hipotesis tindakan “ Melalui strategi tutor sebaya dapat meningkatkan kemandirian
dan hasil belajar bagi siswa SMP Negeri 3 Colomadu tahun 2012/2013 ”.
C. METODE PENELITIAN
1. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3
Colomadu. Pemilihan tempat didasarkan pada pertimbangan karena kurangnya
kemandirian dan hasil belajar yang dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika
Penelitian ini dilaksanakan selama 6
bulan, yaitu bulan juli sampai dengan desember 2012. Penelitian ini
dilaksanakan dalam 2 siklus dengan rincian sebagai berikut : siklus I, dengan
dalam 3 x Tatap Muka (TM); siklus II dengan 2 x TM. Adapun materi yang dibahas
dalam 2 siklus tersebut adalah :
a.
Siklus I
membahas materi : mengenalkan kembali macam bilangan seperti bilangan bulat (
nol, positif, negatif), bilangan asli,dan bilangan cacah. Menjelaskan materi
operasi hitung bilangan ,menjelaskan operasi hitung campuran bilangan
,memberikan latihan soal relatif mudah dikerjakan untuk mengetahui kemandirian
dan hasil belajar siswa melalui tutor sebaya pada siklus I.
b.
Siklus II
membahas materi : menjelaskan kembali operasi hitung campuran bilangan ,
memberikan soal yang lebih berbobot untuk mengetahui kemandirian dan hasil
belajar siswa dari keseluruhan siklus I dan II.
.
2. Subyek Penelitian
Subyek
penelitian ini adalah siswa dan guru SMP Negeri 3 colomadu. Siswa yang menjadi
subyek penerima tindakan ini yanitu siswa kelas VII A. Siswa kelas tersebut
berjumlah 40 orang, terdiri atas 12 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.Sementara
itu guru menjadi subyek pelaku tindakan ini, yaitu Rohman S.Pd .
3.
Metode
Pengumpulan Data
Jenis data dalam
penelitian ini adalah kuantitatif dan kaulitatif. Data
kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan deskripsi
persentase, sedangkan data kualitatif yang diperoleh dari observasi, wawancara
dan jurnal diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus
analisis.
Sumber data
dalam penelitian ini adalah siswa sebagai subyek yang diteliti, sedangkan peneliti
dan guru adalah subyek yang meneliti. Dalam penelitian ini tekhnik pengumpulan
data menggunakan observasi, metode tes dan catatan lapangan.
Instrumen
penelitian dalam penelitian ini menggunakan pedoman observasi yang
digunakan peneliti untuk mengetahui kemandirian siswa dalam proses pembelajaran matematika. Lembar pengamatan
digunakan untuk memperoleh data sebelum tindakan, baik dari guru maupun
penelitian langsung di lapangan. Sedangkan lembar soal tes digunakan untuk menguji peningkatan hasil
belajar siswa.
Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi secara terus menerus dan
tringulasi data.
Data
|
Sumber data
|
Tekhnik pengumpulan data
|
Instrumen penelitian
|
Keabsahan data
|
Teori
|
1. Kemandirian
|
siswa
|
Observasi
|
Pedoman Observasi
|
Trianguls sumber
|
Mudjiman, Haris (2002)
|
2. Hasil Belajar
|
siswa
|
Metode Tes
|
Pedoman Observasi
|
Trianguls sumber
|
Sudjana (2003)
|
3. Strategi tutor sebaya
|
guru
|
Observasi dan Catatan lapangan
|
Pedoman Observasi dan Form catatan lapangan
|
Trianguls tekhnik
|
Amin Suyitno, (2004)
|
4.
Teknik
Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dari awal samapi akhir
pengumpulan data. Data yang diperoleh dari perhitungan
persentasi dari hasil penilaian observasi pada saat tindakan dilakukan. Hasil
observasi tersebut kemudian dianalisis terhadap peningkatan kemandirian dan
hasil belajar dengan strategi tutor sebaya.
Teknik yang digunakan untuk analisis
data pada penelitian ini adalah teknik komparatif dan kritis dengan penjelasan
sebagai berikut:
a) Data
kuantitatif ini menggunakan tekhnik
komparatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan deskripsi
persentase. Nilai yang diperoleh siswa dirata-rata untuk menemukan tingkat
pemahaman konsep modernisasi para siswa dalam pembelajaran matematika. Nilai
persentase dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:
NK
NP
= ------ x 100%
R
Keterangan:
NP
= Nilai persentase
NK
= Nilai komulatif
R
= Jumlah Responden ( siswa )
b) Data
kualitatif ini menggunakan tekhnik kritis yang diperoleh dari observasi,
penyebaran angket dan jurnal diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang
dijadikan fokus analisis. Data kuantitatif dan kualitatif ini kemudian
dikaitkan sebagai dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan strategi tutor
sebaya , yang ditandai dengan meningkatnya kemandirian dan hasil belajar
matematika.
5.
Indikator
Kinerja
Peningkatan kemandirian dan hasil belajar operasi
hitung campuran bilangan, pada kondisi awal sebelum penelitian ada 25% siswa
yang tuntas, setelah siklus I ada 50 % siswa yang tuntas, siklus II ada 95 %
yang tuntas.
6.
Jenis
dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini
menggunakan pendekatan PTK. Alasan
penggunaan PTK menurut Suhadjono (2007:61) adalah :
a)
Meningkatkan mutu isi, masukan,
proses, serta hasil
pendidikan dan pembelajaran disekolah
b)
Membantu guru dan tenaga
kekependidikan lainnya
mengatasai masalah pembelajaran dan
pendidikan di
dalam kelas.
c)
Meningkatkan sikap professional pendidik dan
tenaga
kependidikan.
Penelitian
ini terdiri dari 2 siklus masing-masing siklus meliputi : perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi. Hal ini sesuai pendapat Suharsimi A,
Suhardjono, Supardi (halaman 73) PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang
yang di dalamnya terdapat empat bahasan utama kegiatan yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi:
Siklus I
1.
Perencanaan
a)
Melakukan
pertemuan awal dengan guru selaku
observer untuk membicarakan persiapan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan
selama penelitian.
b)
Menentukan pokok
materi yang akan di berikan kepada siswa
c)
Menyusun
silabus.
d)
Merancang
rencana pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran.
e)
Menetapkan
tujuan pembelajaran pada tindakan pertama.
f)
Mempersiapkan
perangkat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan.
g)
Mempersiapkan
lembar pengamatan observasi.
h)
Menyusun lembar
kerja siswa.
i)
Menyusun
soal-soal tes awal dan tes akhir siklus I.
j)
Menyusun
angket.
2.
Pelaksanaan
a)
Membagi siswa
kelas VII –A menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 5 siswa per kelompok.
b)
Peneliti
melaksanakan kegiatan pembelajaran di dampingi guru kelas yang juga sebagai
observer.
c)
Peneliti
mengawali proses pembelajaran dengan menggali pengetahuan prasyarat yang
dimiliki oleh siswa yang berhubungan dengan meteri yang akan dibahas.
d)
Peneliti
membagikan lembar kerja siswa dan soal tahap awal siklus I, untuk dikerjakan
secara kelompok dengan metode tutor sebaya.
e)
Observer
melakukan observasi dengan memakai lembar observasi yang telah dipersiapkan
untuk mengetahui kemandirian siswa dalam pembelajaran.
f)
Pada akhir pembelajaran, peneliti meminta
masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya yang di
pimpin oleh tutor sebaya (tutor di pilih oleh guru kelas)
g)
Peneliti
membantu untuk membetulkan jawaban siswa jika masih ada yang salah.
h)
Peneliti bersama
siswa membuat kesimpulan pada akhir pembelajaran.
i)
Pada akhir pembelajaran siklus, peneliti
memberikan tes akhir siklus I kemudian
memeriksa dan menganalisa hasilnya.
j)
Melakukan
observasi dengan lembar angket untuk mengetahui respons siswa terhadap
pembelajaran dengan strategi tutor sebaya.
3.
Pengamatan
a)
Siswa masih
banyak yang kurang aktif terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung, 20
siswa dari 40 siswa yang menjadi subyek penelitian.
b)
Penggunaan tutor
sebaya masih belum terlaksana dengan baik karena siswa masih malu akan bertanya
kepada tutor dan tutorpun belum pasti akan kemampuannya sehingga akan dipilih
tutor yang kemampuannya sudah teruji di siklus I.
c)
Siswa masih
kurang mandiri untuk mengerjakan soal yang diberikan sehingga masih mencontek
pekerjaan siswa lain.
4.
Refleksi
a) Peneliti
menyelidiki dalam pembelajaran masih banyak siswa yang kurang mandiri,ternyata
dari sebagian siswa memang belum bisa mengerjakan tugas yang diberikan, untuk
memecahkan bersama kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran dengan
bantuan tutor sebaya yang sudah diketahui kemampuannya dari hasil tes siklus I.
b) Peneliti
memberi dorongan (motivasi) pada siswa akan kemandirian dalam menyelesaikan
permasalahan.
c) Menentukan
kesamaan pandangan terhadap tindakan awal pada siklus pertama hasilnya akan
dijadikan bahan untuk merevisi rencana tindakan kedua.
Siklus II
1.
Perencanaan
a) Mendiskusikan
dan menetapkan rencana pembelajaran yang telah disepakati sebelumnya dengan
mempertimbangkan hasil refleksi dari siklus I.
b) Menetapkan
tujuan pembelajaran pada tindakan pertama yaitu tentang menentukan hasil
operasi hitung campur bilangan
c) Menyusun
silabus dan rencana pembelajaran.
d) Mempersiapkan
perangkat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan.
e) Mempersiapkan
lembar observasi.
f) Menyusun lembar kerja siswa dan menyusun
soal-soal tes akhir siklus.
g) Mempersiapkan
angket yang akan dibagikan pada akhir siklus setelah tes dilaksanakan.
2.
Pelaksanaan
a)
Peneliti
melaksanakan kegiatan pembelajaran di hadiri oleh 2 observer.
b)
Peneliti
mengawali dengan menggali pengetahuan prasyarat yang dimiliki siswa dari hasil
pembelajaran pada siklus I untuk memantapkan pengetahuannya.
c)
Membagikan
lembar kerja siswa dan soal tes akhir siklus II, untuk dikerjakan secara
berkelompok dengan bimbingan seperlunya dari guru.
d)
Peneliti bersama
dengan siswa membuat kesimpulan pada akhir pembelajaran.
e)
Observer
melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan
dan membuat catatan lapangan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam
pembelajaran.
f)
Pada
akhir pembelajaran siklus, peneliti memberikan tes akhir siklus kemudian
memeriksa dan menganalisa hasilnya.
g)
Melakukan
observasi dengan lembar angket untuk mengetahui respons siswa terhadap
pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis.
3.
Pengamatan
a)
Siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran ada 2
siswa dari 40 siswa yang merupakan subyek penulisan.
b)
Pelaksanaan kerja dengan strategi tutor sebaya
sangat baik , dan adanya kesulitan dalam pembelajaran bisa dilaksanakan dengan
tutor sebaya.
c) Kemandirian
siswa semakin mantap dengan melihat siswa bekerja sendiri dalam mengerjakan
test tanpa mencontek .
4.
Refleksi
a) Adanya
tutor sebaya dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar.
b) Timbulnya
kemandiriansiswa dalam mengerjakan soal tes menjadikan meningkatnya hasil
belajar.
c) Memberi
penjelasan kembali kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari
materi yang disampaikan.
7.
Jadwal
PTK
No
|
Kegiatan
|
Juli
|
Agustus
|
September
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Persiapan Penelitian
|
||||||||||||
a. Pengajuan Permohonan Ijin
|
|||||||||||||
b. Identifikasi Masalah
|
|||||||||||||
c. Diskusi Penentuan Masalah
|
|||||||||||||
d. Pembuatan Proposal Kegiatan
|
|||||||||||||
2
|
Pelaksaan Penilaian
Pra Tindakan
|
||||||||||||
3
|
Pelaksanaan
Penelitian Siklus I
|
||||||||||||
a. Penentuan Rencana Tindakan
|
|||||||||||||
b. Pelaksanaan Rencana Tindakan
|
|||||||||||||
c. Observasi
|
|||||||||||||
d. Refleksi
|
|||||||||||||
4
|
Pelaksanaan
Penelitian Siklus II
|
||||||||||||
a. Penentuan Rencana Tindakan
|
|||||||||||||
b. Pelaksanaan Rencana Tindakan
|
|||||||||||||
c. Observasi
|
|||||||||||||
d. Refleksi
|
|||||||||||||
5
|
Pengolahan Data
|
||||||||||||
6
|
Penyusunan Laporan
|
||||||||||||
a. Penyusunan Draf Penelitian
|
|||||||||||||
b. Penyempurnaan Draf
|
|||||||||||||
c. Finishing
|
8.
Daftar
Pustaka
Isjoni.
2010. Cooperative Learning Efektifitas
Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfa Beta.
Arikunto, Suharsimi, dkk.
2006. Penelitian Tindakan Kelas,
Jakarta :
PT Bumi Aksara.
PT Bumi Aksara.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian
Kualitatif: Bandung: Rosdakarya.
Sutama.2011.Penelitian Tindakan.Surakarta:CV.Citra
Mandiri Utama
Suhardjono (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara
Jurnal Internasional . MAKARA, SOSIAL HUMANIORA,
VOL. 14, NO. 2, DECEMBER 2010: 91-97.“LEARNING METHOD PEER TUTORING
LEARNING BY INCREASE OF SELF-REGULATION”
Warwick
Evans, Jean Flower. 2001. “Peer tutoring in ®rst-year undergraduate
mathematics”. Int. journal. math. educ. sci. technol. vol. 32,
no. 2, 161±173, The Mathematics Centre, University College Chichester
James
Broad and Selby College . 2006. “Interpretations of
independent learning in further education”. UK. Journal of Further
and Higher Education.Vol. 30, No. 2. pp. 119–143
In
Chick, H. L. & Vincent, J. L. (Eds.). 2005 . “ MOTIVATIONAL BELIEFS,
SELF-REGULATED LEARNING AND MATHEMATICAL
PROBLEM SOLVING ” .Proceedings
of the 29th Conference of the International Group for the Psychology of
Mathematics Education, 2005. Vol. 3, pp. 297-304. Melbourne: PME
Cahyani,
Annisa Ika .2011. “Peningkatan Kemandirian dan Hasil Belajar dalam penguasaan
geometri ruang melalui pembelajaran group ivestigation. “.Skripsi.Surakarta:UMS(Tidak
Dipublikasikan)
9.
Lampiran-lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Instrumen
observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran..
2.
Angket siswa
...................................................................................................
3.
Silabus..............................................................................................................
4.
Rencana
Pembelajaran
....................................................................................
5.
Lembar Kerja
Siswa........................................................................................
6.
Kisi-kisi soal
tes akhir siklus
..........................................................................
7.
Soal tes Siklus
.................................................................................................
8.
Data nilai test
akhir siklus
...............................................................................
9.
Data nilai
afektif hasil observasi .....................................................................
10. Data
nilai hasil angket siswa
...........................................................................
SKBM Matematika kelas VIII
........................................................................