Youtube Music Player

Sabtu, 23 Juni 2012

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI TUTOR SEBAYA BAGI SISWA KELAS VII SMP N 3 COLOMADU TAHUN 2012/2013


PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN STRATEGI TUTOR SEBAYA
BAGI SISWA KELAS VII SMP N 3 COLOMADU
TAHUN  2012/2013

A.    PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Masalah
Kemandirian merupakan keadaan seseorang yang ingin melakukan segala aktivitas dan kegiatannya oleh dirinya sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Kemandirian yang akan dalam penelitian ini adalah kemandirian dan hasil belajar matematika seorang siswa di Sekolah Menengah Pertama Negeri ( SMP N ) 3 Colomadu.
Kemandirian siswa dalam penelitian ini bukan berarti siswa belajar sendiri, melainkan siswa dapat menyelesaikan masalah serta tanggungjawab agar hasil yang di peroleh maksimal sesuai dengan yang di harapkan.Apabila kemandirian siswa tersebut baik insya ALLAH hasil belajar pasti baik.
Belajar matematika di tuntut ketelitian, kesabaran, dan ketekunan dalam memahami suatu konsep maupun menyelesaikan suatu permasalahan. Ketelitian, kesabaran, dan ketekunan merupakan potensi diri yang ada pada setiap siswa. Potensi itulah yang akan membentuk kemandirian siswa, sehingga siswa memiliki berbagai macam kemandirian.
Siswa di harapkan tidak bergantung kepada siswa yang lain dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Siswa harus berusaha dalam menemukan pemecahan masalah dari masalah yang di berikan tanpa meminta bantuan dengan siswa yang lain.Siswa di harapkan mampu berfikir secara aktif, kreatif,dan inovatif serta memiliki inisiatif dalam memecahkan masalah.
Pada pembelajaran matematika di kelas VII SMP N 3 Colomadu di temukan keanekaragaman permasalahan sebagai berikut.
a)      Kemandirian siswa dalam pembelajaran matematika beranekaragam
b)      Siswa jarang mengajukan pertanyaan mengenai materi yang di sampaikan
c)      Keraguan siswa dalam memecahkan permasalahan, karena siswa tidak percaya akan kemampuan mereka sendiri.
Selain permasalahan di atas , masalah lain dalam pembelajaran matematika adalah faktor guru dan materi ajar. Dalam pembelajaran peran guru sangat penting dalam mengendalikan,mengontrol,dan membimbing siswa. Seorang guru memberikan pembelajaran secara klasikal dan monoton menjadikan siswa merasa malas dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan permasalahan dalam materi ajar seperti pemberian soal yang kurang bervariatif.
Untuk mengatasi permasalahan di atas agar tidak berkelanjutan maka di perlukan formula pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar matematika pada siswa. Para guru juga harus merencanakan, menyusun, dan memberikan pembelajaran yang bervariatif seperti pembelajaran dengan strategi kooperatif tutor sebaya.
Tutor sebaya adalah suatu model pendekatan bimbingan di mana satu anak ( tenaga ahli ) mengarahkan anak yang lain ( orang baru ataupun kurang ahli ) dalam suatu materi tertentu.Tutor sebaya terjadi ketika tenaga ahli ( tutor ) dan orang baru ( tutee ) memiliki kesamaan atau kesetaraan usia( Damon dan Phelp.Kalkowsky,2004:1)
Untuk dapat melaksanakaan pembelajaran menggunakan strategi kooperatif tutor sebaya maka peneliti bekerjasama dengan guru matematika kelas VII SMP N 3 Colomadu untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ).
Proses PTK ini memberikan kesempatan pada peneliti dan guru untuk mengetahui permasalahan dalam pembelajaran matematika sehingga dapat di kaji dan di tuntaskan.Dengan demikian proses pembelajaran strategi kooperatif tutor sebaya di harapkan mampu meningkatkan kemandirian dan hasil belajar matematika .

2.      Rumusan Masalah

1.      Adakah peningkatan kemandirian belajar setelah di lakukan pembelajaran kooperatif tutor sebaya bagi siswa SMP N 3 Colomadu ?

2.      Adakah peningkatan hasil belajar matematika setelah di lakukan pembelajaran kooperatif tutor sebaya bagi siswa SMP N 3 Colomadu ?

3.      Tujuan Penelitian
1.      Tujuan Umum
Untuk meningkatan kemandirian dan hasil belajar matematika.
2.      Tujuan Khusus
a.       Untuk meningkatkan kemandirian dalam belajar matematika melalui pembelajaran kooperatif tutor sebaya. Kemandirian dalam belajar matematika diamati dari indikator a. Mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab, b. Mampu mengatasi, c. Percaya pada kemampuan diri sendiri, dan d.  mampu mengatur dirinya sendiri.
b.      Untuk meningkatkan hasil belajar matematika setelah di lakukan pembelajaran kooperatif tutor sebaya. Hasil belajar matematika diukur dari ulangan harian setelah siswa mempelajari satu KD dan dikatakan tuntas apabila skornya lebih dari atau sama dengan KKM.

4.      Manfaat Penelitian
Sebagai penelitian tindakan kelas, peneliti memberikan manfaat konseptual terhadap pembelajaran matematika dan peningkatan kemandirian siswa
a.       Manfaat teoritis
Secara umum, hasil penelitian ini di harapkan secara teoritis  dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika, terutama pada peningkatan kemandirian dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran kooperatif tutor sebaya.
Secara khusus, penelitian ini di harapkan dapat memberikan konstribusi kepada strategi pembelajaran  di sekolah serta mempu mengoptimalkan kemandirian belajar siswa.
b.       Manfaat praktis
a.       Bagi siswa penelitian ini di harapkan berguna untuk meningkatkan kemandirian dan hasil belajar matematika siswa.
b.      Bagi guru penelitian ini di harapkan sebagai salah satu pengajaran yang inovatif dan kreatif melalui pembelajaran kooperatif tutor sebaya.
c.       Bagi sekolah penelitian ini untuk menerapkan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar siswa.

B.     KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
1.      Pembahasan Teori
a.      Kemandirian dan Hasil Belajar Matematika
1)      Hakikat Matematika
Menurut Hudoyo (2003:24) matematika merupakan suatu alat untuk mengembangkan cara berfikir. Karena itu matematika sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK. Namun matematika yang ada pada hakikatnya merupakan suatu ilmu yang cara bernalarnya deduktif, formal dan abstrak, harus diberikan kepada anak-anak sejak SD yang cara berfikirnya masih pada tahap operasi konkret. Oleh karena itu kita perlu berhati-hati dalam menanamkan konsep-konsep matematika tersebut.
Berdasarkan pendapat diatas hakikat matematika dalam penelitian ini  merupakan ilmu yang sangat bermanfaat pada kehidupan sehari-hari dan berperan dalam perkembangan IPTEK.

2)          Hakikat Belajar
M. Sobry Sutikno dalam bukunya menuju pendidikan bermutu (2004)mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil penglamannya sendiri dalam interkasi dengan lingkungannya. Sedangkan syah (2003: 68) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu tahapan perubahan tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Berdasarkan pendapat diatas hakikat belajar dalam penelitian ini usaha yang dilakukan individu untuk mengadakan perubahan dalam dirinya baik sikap dan tingkah laku sebagai akibat dari interaksinya dengan lingkungan.

3)      Kemandirian
Kemandirian merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting bagi individu. Seseorang dalam menjalani kehidupan ini tidak pernah lepas dari cobaan dan tantangan. Individu yang memiliki kemandirian tinggi relatif mampu menghadapi segala permasalahan karena individu yang mandiri tidak tergantung pada orang lain.
Dalam bukunya Prasasti (2004: 2) mengemukakan bahwa kemandirian adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan atau tugas seharihari atau dengan sedikit bimbingan sesuai dengan tahapan perkembangan dan kapasitasnya.   
Kemandirian dalam belajar dapat diartikan sebagai kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki (Mudjiman, Haris 2002 : 7).
Berdasarkan pendapat diatas  kemandirian belajar dalam penelitian ini merupakan kemampuan siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang bertumpu pada aktivitas dan tanggung jawab siswa dengan didorong oleh motivasi dirinya sendiri.
Kemandirian  yang harus di miliki siswa adalah mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawab, mampu mengatasi masalah, percaya pada kemampuan diri sendiri, dan  mampu mengatur dirinya sendiri.

4)      Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan perubahan pada individu, yakni perubahan tingkah laku, baik aspek  pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. 
 Sudjana (2003:3) menyatakan bahwa: ”Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul misalnya dari tidak tahu menjadi tahu”. Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari atau dengan kata lain bukan karena kebetulan.tingkat pencapaian hasil belajar oleh siswa disebut hasil belajar.”
Muhibbin (2004: 11) menjelaskan bahwa “prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.”
Berdasarkan pendapat diatas hasil belajar matematika dalam penelitian ini adalah tingkat keberhasilan dalam menguasai bidang studi matematika setelah memperoleh pengalaman atau proses belajar mengajar  dalam kurun waktu tertentu yang akan diperlihatkan melalui skor yang diperoleh dalam tes hasil belajar.

b.      Strategi Tutor Sebaya
1)      Hakikat Pembelajaran
Sagala ( 2006: 61 ) pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah ,mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik , sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Berdasarkan pendapat diatas hakikat pembelajaran dalam penelitian ini adalah  proses komunikasi antara guru dengan siswa melalui interaksi belajar mengajar sehingga terjadi perubahan sikap dan pola pikir siswa.

2)      Konsep Strategi Tutor Sebaya
Menurut Amin Suyitno, (2004:34) maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.
a)      Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi pengajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi).
b)      Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya.
c)      Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya.
d)     Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai narasumber utama.
e)      Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
Strategi Kooperatif Tutor Sebaya juga mempunyai kelebihan , antara lain .
1.      Tutor Sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
2.      Ketika mereka belajar dengan “Tutor Sebaya”, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna.
3.       Penjelasan Tutor Sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab.
c.       Penerapan Strategi Kooperatif Tutor Sebaya pada Pembelajaran Matematika Materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat
Langkah – langkah strategi kooperatif tutor sebaya pada materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat, yaitu :
1)      Siswa secara berkelompok membahas konsep materi Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat
a)      Pengertian Operasi Hitung Campuran : Operasi Hitung (penjumlahan,pengurangan,perkalian dan  pembagian ) yang mengerjakannya harus memerhatikan tanda operasi hitung dan tanda kurung.
b)      Aturan dalam Operasi Hitung Campuran
1 .  Operasi dalam tanda kurung dikerjakan terlebih dahulu.
2.         Perkalian dan pembagian adalah setara, yang ditemui           terlebih dahulu dikerjakan terlebih dahulu.
3.         Penjumlahan dan pengurangan adalah setara, yang ditemui terlebih dahulu dikerjakan terlebih dahulu.
4.         Perkalian atau pembagian dikerjakan lebih dahulu daripada penjumlahan atau  pengurangan.
c)      Penyelesaian Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat :
Contoh : Tentukan Hasil dari operasi hitung campuran berikut
1.      23 – (( 20 + 30 ) x (10 : 2 ) ) =
2.      2 x ( - 5 ) : 5  =
3.      ( – 7 ) – 5 + 15 =
4.      ( - 3 ) x 4 + 2 – 5 : 5 =
Jawab :
1.      Pada soal nomor satu kita menggunakan aturan (Operasi dalam tanda kurung dikerjakan terlebih dahulu )
23 – ( 50 x 5 ) = 23 – 250
                        = - 227
2.      Pada soal nomor dua kita menggunakan aturan (Perkalian dan pembagian adalah setara, yang ditemui     terlebih dahulu dikerjakan terlebih dahulu )
2 x ( - 1 ) = - 2
3.      Pada soal nomor tiga kita menggunakan aturan (Penjumlahan dan pengurangan adalah setara, yang ditemui terlebih dahulu dikerjakan terlebih dahulu )
-          12 + 15 = 3
4.      Pada soal nomor empat kita menggunakan aturan (  Perkalian atau pembagian dikerjakan lebih dahulu daripada penjumlahan atau  pengurangan )
-          12 + 2 – 1 =  - 11
Jadi dalam menyelesaikan operasi hitung bilangan bulat campuran yaitu harus memperhatikan aturan tersebut.
2)      Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutorsebaya.
3)      Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai narasumber utama.
4)      Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
2. Hasil Penelitian yang Relevan
Warwick Evans, Jean Flower , 2001, dalam jurnal internasional ini memberikan kesimpulan bahwa penggunaan strategi tutor sebaya memberikan variansi yang menarik , membantu mengkomunikasi antarkelompok dalam pembelajaran matematika kalkulus sehingga dapat  berjalan dengan baik dan hasil untuk semua anggota kelompok bertanggungjawab dan kerjasama dalam memecahkan permasalahan yang diberikan.

 James Broad and Selby College, 2006 dalam jurnal internasional ini memberikan kesimpulan bahawa penggunaan tutor dapat mengembangkan kemampuan belajar secara mandiri, sehingga siswa yang memiliki kemandirian menjadikan dirinya bertanggungjawab kelak akan permasalahan yang akan dihadapinya nanti.

 Chick, H. L. & Vincent, 2005 dalam jurnal internasional ini menjelaskan bahwa penerapan MPS dapat mendorong minat,apresiasi sehingga dapat meningkatkna kepercayaan motivasi dan  kemandirian siswa melalui instruksi kognitif dan metakognitif.



3 . Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teori dan kajian terhadap penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas dapat disusun kerangka berfikir untuk memperoleh jawaban sementara terhadap masalah yang timbul. Maka peneliti akan mengamati kemandirian dan hasil belajar siswa pada setiap tindakan pengajaran yang dilakukan di dalam kelas.
Pada kondisi awal siswa kelas VII SMP Negeri 3 Colomadu mempunyai kemandirian dan hasil belajar matematika yang rendah. Hal ini di karenakan  guru masih kurang optimal dalam memanfaatkan strategi pembelajaran . Pemilihan strategi pembelajaran  yang tepat dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar matematika.
Salah satu pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar dalam proses pembelajaran matematika adalah strategi kooperatif tutor sebaya. Prosedur strategi kooperatif tutor sebaya adalah 1) Pilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi pengajaran dibagi dalam sub-sub materi (segmen materi). 2) Bagilah para siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disampaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagaitutorsebaya. 3) Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok dibantu oleh siswa yang pandai sebagai tutorsebaya. 4) Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang telah diberikan. Guru bertindak sebagai narasumber utama. 5) Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
Kondisi akhir yang di harapkan dengan penggunaan strategi kooperatif tutor sebaya dalam proses belajar mengajar adalah dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar matematika, sehingga siswa akan memenuhi dan mencapai prestasi belajar yang memuaskan.
Berdasarkan uraian di atas, kerangka berpikir penelitian ini di ilustrasikan pada gambar 2.1
KOSONG GAMBARNYA :D

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
4      .Hipotesis Tindakan
Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dan kerangka pemikiran tersebut di atas maka dapat di rumuskan hipotesis tindakan “ Melalui strategi  tutor sebaya dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar bagi siswa SMP Negeri 3 Colomadu  tahun 2012/2013 ”.

C.    METODE PENELITIAN
1.      Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Colomadu. Pemilihan tempat didasarkan pada pertimbangan karena kurangnya kemandirian dan hasil belajar yang dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu bulan juli sampai dengan desember 2012. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan rincian sebagai berikut : siklus I, dengan dalam 3 x Tatap Muka (TM); siklus II dengan 2 x TM. Adapun materi yang dibahas dalam 2 siklus tersebut adalah :
a.         Siklus I membahas materi : mengenalkan kembali macam bilangan seperti bilangan bulat ( nol, positif, negatif), bilangan asli,dan bilangan cacah. Menjelaskan materi operasi hitung bilangan ,menjelaskan operasi hitung campuran bilangan ,memberikan latihan soal relatif mudah dikerjakan untuk mengetahui kemandirian dan hasil belajar siswa melalui tutor sebaya pada siklus I.
b.         Siklus II membahas materi : menjelaskan kembali operasi hitung campuran bilangan , memberikan soal yang lebih berbobot untuk mengetahui kemandirian dan hasil belajar siswa dari keseluruhan siklus I dan II.
.
2.      Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa dan guru SMP Negeri 3 colomadu. Siswa yang menjadi subyek penerima tindakan ini yanitu siswa kelas VII A. Siswa kelas tersebut berjumlah 40 orang, terdiri atas 12 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.Sementara itu guru menjadi subyek pelaku tindakan ini, yaitu Rohman S.Pd .

3.      Metode Pengumpulan Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan kaulitatif. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan deskripsi persentase, sedangkan data kualitatif yang diperoleh dari observasi, wawancara dan jurnal diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis.
 Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa sebagai subyek yang diteliti, sedangkan peneliti dan guru adalah subyek yang meneliti. Dalam penelitian ini tekhnik pengumpulan data menggunakan observasi, metode tes dan catatan lapangan.
Instrumen penelitian dalam penelitian ini menggunakan pedoman observasi yang digunakan peneliti untuk mengetahui kemandirian siswa dalam proses  pembelajaran matematika. Lembar pengamatan digunakan untuk memperoleh data sebelum tindakan, baik dari guru maupun penelitian langsung di lapangan. Sedangkan lembar soal tes  digunakan untuk menguji peningkatan hasil belajar siswa.
Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi secara terus menerus dan tringulasi data.
Data
Sumber data
Tekhnik pengumpulan data
Instrumen penelitian
Keabsahan data
Teori
1.   Kemandirian
siswa
Observasi
Pedoman Observasi
Trianguls sumber
Mudjiman, Haris (2002)
2.    Hasil Belajar
siswa
Metode Tes
Pedoman Observasi
Trianguls sumber
Sudjana (2003)
3.    Strategi tutor sebaya
guru
Observasi dan Catatan lapangan
Pedoman Observasi dan Form catatan lapangan
Trianguls tekhnik
Amin Suyitno, (2004)


4.      Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dari awal samapi akhir pengumpulan data. Data yang diperoleh dari perhitungan persentasi dari hasil penilaian observasi pada saat tindakan dilakukan. Hasil observasi tersebut kemudian dianalisis terhadap peningkatan kemandirian dan hasil belajar dengan strategi tutor sebaya.
Teknik yang digunakan untuk analisis data pada penelitian ini adalah teknik komparatif dan kritis dengan penjelasan sebagai berikut:
a)      Data kuantitatif  ini menggunakan tekhnik komparatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan deskripsi persentase. Nilai yang diperoleh siswa dirata-rata untuk menemukan tingkat pemahaman konsep modernisasi para siswa dalam pembelajaran matematika. Nilai persentase dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:
          NK
NP = ------  x 100%
             R

Keterangan:
NP = Nilai persentase
NK = Nilai komulatif
R = Jumlah Responden ( siswa )

b)      Data kualitatif ini menggunakan tekhnik kritis yang diperoleh dari observasi, penyebaran angket dan jurnal diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus analisis. Data kuantitatif dan kualitatif ini kemudian dikaitkan sebagai dasar untuk mendeskripsikan keberhasilan strategi tutor sebaya , yang ditandai dengan meningkatnya kemandirian dan hasil belajar matematika.
5.      Indikator Kinerja

Peningkatan kemandirian dan hasil belajar operasi hitung campuran bilangan, pada kondisi awal sebelum penelitian ada 25% siswa yang tuntas, setelah siklus I ada 50 % siswa yang tuntas, siklus II ada 95 % yang tuntas.


6.      Jenis dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan  pendekatan PTK. Alasan penggunaan PTK menurut  Suhadjono (2007:61) adalah : 
a)         Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil
      pendidikan dan pembelajaran disekolah
b)        Membantu guru dan tenaga kekependidikan lainnya
     mengatasai masalah pembelajaran dan pendidikan di
     dalam kelas.
c)         Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga  
kependidikan.
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus masing-masing siklus meliputi : perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hal ini sesuai pendapat Suharsimi A, Suhardjono, Supardi (halaman 73) PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat bahasan utama kegiatan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi:

Siklus I
1.      Perencanaan
a)         Melakukan pertemuan awal dengan guru  selaku observer untuk membicarakan persiapan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan selama penelitian.
b)        Menentukan pokok materi yang akan di berikan kepada siswa
c)         Menyusun silabus.
d)        Merancang rencana pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran.
e)         Menetapkan tujuan pembelajaran pada tindakan pertama.
f)             Mempersiapkan perangkat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan.
g)        Mempersiapkan lembar pengamatan observasi.
h)        Menyusun lembar kerja siswa.
i)              Menyusun soal-soal tes awal dan tes akhir siklus I.
j)              Menyusun angket.

2.      Pelaksanaan
a)         Membagi siswa kelas VII –A menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 5 siswa per kelompok.
b)        Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran di dampingi guru kelas yang juga sebagai observer.
c)         Peneliti mengawali proses pembelajaran dengan menggali pengetahuan prasyarat yang dimiliki oleh siswa yang berhubungan dengan meteri yang akan dibahas.
d)        Peneliti membagikan lembar kerja siswa dan soal tahap awal siklus I, untuk dikerjakan secara kelompok dengan metode tutor sebaya.
e)         Observer melakukan observasi dengan memakai lembar observasi yang telah dipersiapkan untuk mengetahui kemandirian siswa dalam pembelajaran.
f)            Pada akhir pembelajaran, peneliti meminta masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya yang di pimpin oleh tutor sebaya (tutor di pilih oleh guru kelas)
g)        Peneliti membantu untuk membetulkan jawaban siswa jika masih ada yang salah.
h)        Peneliti bersama siswa membuat kesimpulan pada akhir pembelajaran.
i)             Pada akhir pembelajaran siklus, peneliti memberikan tes akhir siklus I  kemudian memeriksa dan menganalisa hasilnya.
j)              Melakukan observasi dengan lembar angket untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran dengan strategi tutor sebaya.
3.      Pengamatan
a)         Siswa masih banyak yang kurang aktif terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung, 20 siswa dari 40 siswa yang menjadi subyek penelitian.
b)        Penggunaan tutor sebaya masih belum terlaksana dengan baik karena siswa masih malu akan bertanya kepada tutor dan tutorpun belum pasti akan kemampuannya sehingga akan dipilih tutor yang kemampuannya sudah teruji di siklus I.
c)         Siswa masih kurang mandiri untuk mengerjakan soal yang diberikan sehingga masih mencontek pekerjaan siswa lain.
4.      Refleksi
a)      Peneliti menyelidiki dalam pembelajaran masih banyak siswa yang kurang mandiri,ternyata dari sebagian siswa memang belum bisa mengerjakan tugas yang diberikan, untuk memecahkan bersama kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran dengan bantuan tutor sebaya yang sudah diketahui kemampuannya dari hasil tes siklus I.
b)      Peneliti memberi dorongan (motivasi) pada siswa akan kemandirian dalam menyelesaikan permasalahan.
c)      Menentukan kesamaan pandangan terhadap tindakan awal pada siklus pertama hasilnya akan dijadikan bahan untuk merevisi rencana tindakan kedua.




Siklus II
1.      Perencanaan
a)      Mendiskusikan dan menetapkan rencana pembelajaran yang telah disepakati sebelumnya dengan mempertimbangkan hasil refleksi dari siklus I.
b)      Menetapkan tujuan pembelajaran pada tindakan pertama yaitu tentang menentukan hasil operasi hitung campur bilangan
c)      Menyusun silabus dan rencana pembelajaran.
d)     Mempersiapkan perangkat dan bahan yang diperlukan untuk melaksanakan tindakan.
e)      Mempersiapkan lembar observasi.
f)          Menyusun lembar kerja siswa dan menyusun soal-soal tes akhir siklus.
g)      Mempersiapkan angket yang akan dibagikan pada akhir siklus setelah tes dilaksanakan.
2.      Pelaksanaan
a)         Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran di hadiri oleh 2 observer.
b)        Peneliti mengawali dengan menggali pengetahuan prasyarat yang dimiliki siswa dari hasil pembelajaran pada siklus I untuk memantapkan pengetahuannya.
c)         Membagikan lembar kerja siswa dan soal tes akhir siklus II, untuk dikerjakan secara berkelompok dengan bimbingan seperlunya dari guru.
d)        Peneliti bersama dengan siswa membuat kesimpulan pada akhir pembelajaran.
e)         Observer melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan dan membuat catatan lapangan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran.
f)             Pada akhir pembelajaran siklus, peneliti memberikan tes akhir siklus kemudian memeriksa dan menganalisa hasilnya.
g)        Melakukan observasi dengan lembar angket untuk mengetahui respons siswa terhadap pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis.
3.      Pengamatan
a)      Siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran ada 2 siswa dari 40 siswa yang merupakan subyek penulisan.
b)      Pelaksanaan kerja dengan strategi tutor sebaya sangat baik , dan adanya kesulitan dalam pembelajaran bisa dilaksanakan dengan tutor sebaya.
c)      Kemandirian siswa semakin mantap dengan melihat siswa bekerja sendiri dalam mengerjakan test tanpa mencontek .
4.      Refleksi
a)      Adanya tutor sebaya dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar.
b)      Timbulnya kemandiriansiswa dalam mengerjakan soal tes menjadikan meningkatnya hasil belajar.
c)      Memberi penjelasan kembali kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari materi yang disampaikan.








7.      Jadwal PTK
No
Kegiatan
Juli
Agustus
September
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Persiapan Penelitian













a.       Pengajuan Permohonan Ijin













b.      Identifikasi Masalah













c.       Diskusi Penentuan Masalah













d.      Pembuatan Proposal Kegiatan












2
Pelaksaan Penilaian Pra Tindakan












3
Pelaksanaan Penelitian Siklus I













a.       Penentuan Rencana Tindakan













b.      Pelaksanaan Rencana Tindakan













c.       Observasi













d.      Refleksi












4
Pelaksanaan Penelitian Siklus II













a.       Penentuan Rencana Tindakan













b.      Pelaksanaan Rencana Tindakan













c.       Observasi













d.      Refleksi












5
Pengolahan Data












6
Penyusunan Laporan













a.       Penyusunan Draf Penelitian













b.      Penyempurnaan Draf













c.       Finishing













8.      Daftar Pustaka

Isjoni. 2010. Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfa Beta.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta :
PT Bumi Aksara.
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif: Bandung: Rosdakarya.

Sutama.2011.Penelitian Tindakan.Surakarta:CV.Citra Mandiri Utama

Suhardjono (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Jurnal Internasional . MAKARA, SOSIAL HUMANIORA, VOL. 14, NO. 2, DECEMBER 2010: 91-97.“LEARNING METHOD PEER TUTORING LEARNING BY INCREASE OF SELF-REGULATION”

Warwick Evans, Jean Flower. 2001. “Peer tutoring in ®rst-year undergraduate mathematics”. Int. journal. math. educ. sci. technol. vol. 32, no. 2, 161±173, The Mathematics Centre, University College Chichester
James Broad and Selby College . 2006. “Interpretations of independent learning in further education”. UK. Journal of Further and Higher Education.Vol. 30, No. 2.  pp. 119–143

In Chick, H. L. & Vincent, J. L. (Eds.). 2005 . “ MOTIVATIONAL BELIEFS, SELF-REGULATED LEARNING  AND MATHEMATICAL PROBLEM SOLVING ” .Proceedings of the 29th Conference of the International Group for the Psychology of Mathematics Education, 2005. Vol. 3, pp. 297-304. Melbourne: PME
Cahyani, Annisa Ika .2011. “Peningkatan Kemandirian dan Hasil Belajar dalam penguasaan geometri ruang melalui pembelajaran group ivestigation. “.Skripsi.Surakarta:UMS(Tidak Dipublikasikan)

9.      Lampiran-lampiran

DAFTAR LAMPIRAN
1.      Instrumen observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran..
2.      Angket siswa ...................................................................................................
3.      Silabus..............................................................................................................
4.      Rencana Pembelajaran ....................................................................................
5.      Lembar Kerja Siswa........................................................................................
6.      Kisi-kisi soal tes akhir siklus ..........................................................................
7.      Soal tes Siklus .................................................................................................
8.      Data nilai test akhir siklus ...............................................................................
9.      Data nilai afektif hasil observasi .....................................................................
10.  Data nilai hasil angket siswa ...........................................................................
SKBM Matematika kelas VIII ........................................................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar